rakyattoday.com, Pekanbaru – Dalam pembahasan APBD Provinsi Riau tahun 2023, Sekretaris Komisi I DPRD Riau H. Abdul Kasim, SH menganalisa ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya peningkatan potensi daerah di Riau, tetapi ini harus mempunyai organisasi yang berdiri sendiri sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Peraturan Presiden dan surat Kementerian tentang pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA)
“Jadi, saya berharap kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk membentuk BRIDA. Sehingga untuk bidang riset dan inovasi di Riau tidak lagi bergabung dengan organisasi lain, seperti Bappedalitbang. Apabila organisasi ini tetap bergabung kepada OPD yang lain maka mereka tidak bisa berinovasi sendiri sehingga menghambat percepatan riset kita terkait potensi daerah yang ada di Provinsi Riau” pungkas Abdul Kasim kepada awak media (20/10/2022).
Lebih lanjut, Pria kelahiran Bagan Besar itu menuturkan, “perencanaan pembangunan Provinsi Riau tidak dapat bekerja dengan maksimal”.
Maka dari itu Abdul Kasim meminta Pemprov Riau untuk dapat membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), sehingga mereka mudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat yang telah lebih dahulu membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sehingga apabila ini dilakukan oleh Pemrov Riau, maka akan menimbulkan efek positif bagi daerah dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat Riau karena pembentukan BRIDA ini memberi kemanfaatan yang sangat besar bagi Pemprov Riau dan juga bagi pemerintah pusat. Sehingga memungkinkan untuk mengeksplorasi secara luwes mengenai potensi-potensi daerah, dengan hasil riset mereka.
Maka dari itu Ia berharap kedepannya BRIDA ini harus berdiri sendiri, tidak lagi bergantung dengan OPD lain.
Ketika berkunjung ke UPT Riau Science Techno Park (RSTP), Legislator PKS ini juga menyampaikan, bahwa UPT RSTP yang saat ini termasuk pada OPD Bappedalitbang Riau, mereka sudah mempunyai inovasi-inovasi seperti pemanfaatan potensi daerah dari saingkong, jagung, minyak jelantah, sawit, Nipah yang bisa juga dijadikan bahan bakar nabati bioethanol/biodiesel yang berkualitas pro lingkungan dan beberapa produk biosolvent untuk stimulasi chemical injeksi sumur-sumur minyak yg tidak produktif menjadi produktif kembali, teknologi kaolin sebagai pengolahan air gambut menjadi air bersih serta mebermacam-macam inovasi yang mereka sudah buat yang bermanfaat untuk UMKM, industri dan masyarakat.
“Jika salah satu hasil riset itu di dukung secara serius dan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah, misalnya Bahan Bakar Nabati, maka setidaknya dapat mengurangi penggunaan APBD untuk subsidi BBM sehingga dapat digunakan untuk program peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Abdul Kasim.