…..mencoba mengedepankan pembangunan hingga pelosok desa. Kami membangun jembatan gantung sebagai jalur interpretasi desa untuk membuka 9 Desa yang selama ini terisolir karena berada di dalam Kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Kabupaten Kampar membuat kebijakan agar akses ke desa dapat dibuka, namun kelestarian alam tetap terjaga,” ungkap Catur.
Catur juga menegaskan, salah satu kunci sukses pembangunan tidak terlepas dari partisipasi masyarakat dalam menjaga kondusifitas daerah. Menurutnya, hanya dengan kondisi yang kondusif, pembangunan dapat berjalan maksimal.
“Alhamdulillah, berbagai terobosan yang kami lakukan dapat dirasakan masyarakat. Misalnya saja, program satu desa satu ambulan yang merupakan bantuan keuangan khusus ke desa untuk pengadaan ambulan. Sebanyak 242 desa kini memiliki ambulan yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat,” pungkas Catur.
Dr. Pande Made Kutanegara selaku moderator acara tersebut mengapreasi berbagai terobosan yang telah dilakukan oleh Kabupaten Kampar.
“Saya kira, kita banyak belajar dari paparan Pak Catur. Beliau menerapkan konsep kepemimpinan daerah yang sangat menarik, yaitu dengan melibatkan tokoh agama dan juga adat,” pungkas Pande.
Turut hadir dalam acara tersebut, dosen MDKIK Pascasarjana UGM, Mahasiswa UGM, masyarakat umum, dan juga mahasiswa dari Kabupaten Kampar yang berada di Yogyakarta.***