Menko PMK: Giat Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Setiap Puskesmas Harus ada USG dan Antropometri 

Kampar.,Rakyattoday.com – Dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

Maka, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof Dr Muhadjir Efendy M.A.P, menyampaikan agar setiap Puskesmas mesti telah memiliki alat Ultrasonografi (USG) hingga Antropometri (pengukuran manusia secara fisik).

Bacaan Lainnya

Hal tersebut disampaikan Muhadjir Effendy saat Roadshow Daring guna “Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota Provinsi Riau”, kamis (9/3/2023).

Diikuti secara Virtual oleh Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol,MM diwakili Sekda Kampar Drs Yusri,M.Si Roadshow tersebut juga diikuti oleh Gubernur Riau diwakili Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (purn) H Edy Natar Nasution serta para Bupati/Walikota se-Riau.

Lebih lanjut, Muhadjir Efendy menjelaskan bahwa target cakupan bayi yang ditimbang dan diukur harus di atas 80 persen. Kemudian, tenaga yang mengoperasikan pun juga harus terampil.

Untuk mencapai target ini anggaran dari Kementerian Kesehatan akan digelontorkan, selain itu anggaran dari pemerintah daerah pun juga kemungkinan bisa dipakai.

Kalaupun daerah keberatan karena kapasitas fiskal mereka tersebut, Muhadjir menyebut pemerintah menyiapkan skema pendanaan lain lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kementerian Kesehatan.”terang Muhadjir”.

Sementara itu Sekda Kampar Yusri yang mewakili Pj Bupati Kampar, dalam kesempatan tersebut menyambut baik apa yang menjadi arahan dari Menko PMK Muhadjir.

Hanya saja, sesuai dengan arahan beliau. Dalam hal ini kami kabupaten kampar dalam percepatan ini perlu beberapa hal diantaranya, tambahan beberapa USG dan Antropometri untuk beberapa Puskesmas dan Posyandu, dukungan biaya atau anggaran, bantuan program bantuan sosial dan bantuan program penambahan ekonomi, konversi kegiatan lainnya untuk penurunan kemiskinan ektrem.

Untuk diketahui, dengan memiliki penduduk lenih kurang 1 juta jiwa. Kabupaten kampar menurut Data persentase dari (P3KE) kemiskinan ekstrem sebesar 1,73% dan Stunting 14,5 % dibawah Provinsi Riau 17%, dan nasioanal 21,6%. Sementara itu, keluarga desil beresiko stunting di kampar miskin ekstrem yang akan melahirkan anak stunting sebesar 69%.

Khusus stunting sendiri, pada tahun 2019 kampar menetapkan 16 lokus di 21 Kecamatan.  Dengan total dari tahun 2020 sampai 2023 sebanyak 1300 anak stunting, namun pada tahun 2023 sekarang hanya tinggal 600 dengan target akhir tahun mencapai titik nol.

Hal ini dilakukan Pemkab Kampar terus dengan upaya melalui sosialisasi di 21 kecamatan, pendamping keluarga, intervensi anak usia dini, serta pendampingan ibu hamil secara masif bersama tim kerja Kabupaten dan kecamatan.

Hal ini mencakupi bidang Gizi, bidang sosialisasi, bidang data serta membagikan anak stunting kepada bapak angkat untuk setiap Perusahaan yang berada di kampar.

Dengan demikian, kita berharap dari Kementerian juga ada segera realisasi program dan bantuan lainnya terkhusus infrastruktur yang jauh dari pelayanan yang lengkap atau sulit dijangkau tim percepatan. Untuk itu perlu sinergi dan kerja sama pemerintah pusat dan daerah.” terang Yusri”

Pada kesempatan tersebut juga didengarkan alokasi dan jumlah pembangunan yang berkaitan dengan Pamsimas melalui Kegiatan di Ditjen Cipta Karya di Kementerian PUPR RI, BKKBN RI, Kementerian Pendidikan, Bappenas RI dan Kementerian Agama RI.

Setelah mendengar dan diskusi Pada akhir sambutan Menko PMK berpesan kepada Gubernur dan Bupati /Walikota se-Provinsi Riau, tiga hal yang harus di tangani yakni Ketahanan Pangan, Penanganan Kemiskinan Ekstrem dan penanganan Stunting, kami sangat mengapresiasi seluruh Bupati dan walikota dan Gubernur Riau dalam penaggulangan tiga hal di atas maupun pembangunan sosial kemasyarakatan lainnya,” pungkasnya. (Inf)



Pos terkait